Salah satu hal paling krusial yang harus dipikirkan sebelum memulai aktivitas bertani adalah sistem irigasi. Ketersediaan dan pengelolaan air bukan hanya memengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi juga berdampak besar pada hasil panen. Oleh karena itu, memahami jenis-jenis irigasi pertanian sangat penting agar kebutuhan air di lahan dapat terpenuhi dengan efisien, sesuai kondisi geografis dan sumber daya yang ada.
Apa Itu Sistem Irigasi?
Irigasi merupakan cara mengalirkan dan mengatur distribusi air ke lahan pertanian agar tanaman mendapat pasokan air yang cukup. Tujuan utamanya adalah memastikan tanaman mendapatkan air yang cukup untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Tanpa sistem irigasi yang baik, lahan pertanian rentan mengalami kekeringan saat musim kemarau atau justru kelebihan air yang menyebabkan tanaman rusak.
Selain memenuhi kebutuhan air tanaman, sistem irigasi juga bermanfaat untuk menjaga kelembapan tanah, memperlancar penyerapan unsur hara, dan membantu mengontrol suhu tanah. Selain itu, ada sejumlah manfaat lainnya, sepe meningkatkan hasil panen dan mencegah erosi tanah akibat aliran air yang tidak terkontrol.
Namun, pemberian air tetap perlu diatur dengan bijak. Terlalu banyak air bisa menyebabkan genangan, akar membusuk, bahkan kerusakan struktur tanah. Sementara tanaman yang kekurangan air cenderung layu, dan dampaknya bisa terlihat pada penurunan hasil panen.
Tipe Dasar Irigasi dalam Pertanian

Dalam dunia pertanian, ada dua tipe dasar irigasi yang dibedakan berdasarkan posisi sumber air terhadap lahan pertanian, yaitu:
- Lift Irrigation
Sistem ini mengandalkan pemindahan air dari dataran rendah menuju area pertanian yang berada lebih tinggi. Karena melawan gravitasi, proses ini biasanya membutuhkan alat bantu seperti pompa air. Metode ini umum diterapkan jika sumber air seperti sungai atau sumur berada lebih rendah dibandingkan lahan pertanian. - Flow Irrigation
Berbeda dengan lift irrigation, tipe ini memanfaatkan aliran air secara alami dari dataran tinggi ke lahan pertanian yang berada di bawahnya. Biasanya diterapkan di daerah yang dekat dengan pegunungan atau sumber air yang letaknya lebih tinggi.
Sebagai catatan, pemilihan tipe irigasi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan ketersediaan sumber air di sekitar lahan.
Jenis-Jenis Irigasi Pertanian
1. Irigasi Permukaan
Salah satu metode pengairan yang paling sering digunakan di lahan pertanian adalah irigasi permukaan, yang sudah dikenal sejak dahulu. Air dialirkan dari sungai, bendungan, atau saluran irigasi menuju lahan pertanian menggunakan sistem gravitasi. Biasanya, tinggi air yang menggenangi lahan sekitar 10–15 cm.
Metode ini tergolong dalam kategori flow irrigation, karena memanfaatkan perbedaan ketinggian antara sumber air dan lahan. Irigasi permukaan cocok diterapkan di daerah datar dengan akses sumber air yang mudah.
2. Irigasi Bawah Permukaan
Pada metode ini, air dialirkan ke dalam tanah melalui pipa atau saluran khusus di bawah permukaan. Air kemudian meresap langsung ke sekitar akar tanaman. Irigasi bawah permukaan biasanya digunakan pada tanaman bernilai tinggi atau area pertanian modern.
Selain efisien, metode ini mengurangi penguapan air, menjaga kelembapan tanah, dan meminimalkan pertumbuhan gulma.
3. Irigasi Penyemprotan
Irigasi sprinkler menggunakan alat penyemprot air bertekanan tinggi yang menghasilkan butiran air menyerupai hujan. Sistem ini efektif untuk menyiram tanaman secara merata, terutama pada area yang sulit dijangkau oleh sistem irigasi konvensional.
Selain itu, metode ini juga cocok untuk pembibitan atau tanaman dengan struktur daun yang sensitif terhadap penyiraman langsung di pangkal tanaman.
4. Irigasi Pancaran
Metode irigasi pancaran menggunakan selang atau pancuran bertekanan untuk mengalirkan air tepat ke area tanaman, meski cara kerjanya tidak sepenuhnya sama dengan sistem sprinkler. Metode ini membantu memastikan air terserap ke lapisan tanah secara maksimal
Irigasi pancaran banyak digunakan pada lahan hortikultura atau area perkebunan dengan pola tanam berbaris.
5. Irigasi Pompa Air
Ketika sumber air berada jauh atau di posisi lebih rendah dari lahan pertanian, pompa air menjadi solusi utama. Dengan menggunakan pompa, air dapat disalurkan ke lahan secara efisien, bahkan di daerah dengan medan yang sulit atau saat musim kemarau.
Metode ini sangat fleksibel, bisa diterapkan untuk berbagai jenis lahan dan skala pertanian.
6. Irigasi Manual
Walau sederhana, metode irigasi manual memakai ember atau timba tetap digunakan, terutama di daerah terpencil atau untuk skala pertanian yang kecil. Petani mengambil air dari sumber seperti sumur atau sungai, lalu menyiram tanaman secara manual.
Meski efektif untuk lahan sempit, metode ini menguras tenaga dan waktu, sehingga kurang cocok untuk lahan skala besar.
7. Irigasi Tetes
Irigasi tetes menjadi salah satu solusi efisien dalam pengelolaan air untuk lahan pertanian. Air dialirkan melalui selang kecil yang dilengkapi lubang-lubang kecil, sehingga air menetes langsung ke area sekitar akar tanaman.
Selain menghemat air, sistem ini juga mengurangi risiko tanaman terkena penyakit akibat kelembapan berlebih di bagian daun.
Tips Memilih Sistem Irigasi yang Tepat

Setiap lahan pertanian memiliki karakteristik yang berbeda. Itulah sebabnya tidak ada satu sistem irigasi yang cocok untuk semua kondisi. Memilih metode irigasi yang tepat menjadi langkah penting agar pengelolaan air lebih efisien dan tanaman bisa tumbuh optimal.
Agar tidak salah memilih, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan sebelum menentukan sistem irigasi untuk lahan pertanian:
- Kondisi geografis lahan
Perhatikan apakah lahan berada di dataran tinggi, dataran rendah, atau area yang memiliki kemiringan. Sistem irigasi flow lebih ideal untuk lahan yang berada di bawah sumber air, sedangkan lift irrigation dibutuhkan jika posisi sumber air lebih rendah. - Ketersediaan sumber air
Pastikan sumber air cukup tersedia, baik dari sungai, sumur, maupun air tadah hujan. Jika lokasi sumber air tidak mudah dijangkau, pemanfaatan pompa atau irigasi tetes bisa membantu memenuhi kebutuhan pengairan. - Jenis tanaman yang dibudidayakan
Tiap tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda. Tanaman hortikultura atau tanaman bernilai tinggi biasanya memerlukan irigasi yang lebih terkontrol, seperti irigasi tetes atau irigasi bawah permukaan. - Skala dan luas lahan
Untuk lahan kecil atau kebun rumahan, metode irigasi manual mungkin masih efektif. Namun untuk lahan yang luas, diperlukan sistem irigasi yang lebih modern dan efisien agar pengairan dapat dilakukan merata. - Ketersediaan alat dan biaya
Pilih sistem irigasi yang sesuai dengan ketersediaan alat, teknologi, dan tentunya anggaran. Irigasi modern seperti sprinkler atau tetes memang lebih efisien, tetapi membutuhkan investasi awal yang lebih besar.
Selain itu, pastikan Anda menggunakan material berkualitas seperti pipa uPVC Huller. Produk Huller terbuat dari bahan berkualitas yang membuat pipa memiliki daya tahan tinggi, anti karat, serta tahan terhadap paparan sinar matahari dan tekanan air, cocok untuk berbagai kebutuhan irigasi pertanian, baik di lahan kecil maupun skala besar.
Untuk mendapatkan informasi seputar produk Huller, Anda bisa menghubungi kontak berikut ini:
- E-mail: [email protected]
- Instagram: @hullerpvc
- Website: hullerpvc.com
- WhatsApp: +62 813-2175-6931